Belasan Rumah Ludes Terbakar Dalam Kerusuhan Antar Warga di Sumba
TEMPO Interaktif, KUPANG - Sedikitnya 16 rumah di kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), ludes dibakar warga Kecamatan Weweya Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, dalam kerusuhan yang melibatkan warga dua wilayah itu, Rabu (22/9).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Kepolisian Resor Sumba Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Yayat Jatmika mengatakan, aksi pembakaran terjadi ketika sekelompok warga Weweya Selatan melakukan pencarian seekor sapi dan kerbau yang hilang ke kampung Loli yang dibatasi dengan sungai.
Selain itu, ia menduga, kerusuhan dipicu dendam lama antara warga Lolis dan Waeya Selatan yang berada di perbatasan dua kabupaten itu. Tahun 1998 lalu, warga kedua daerah tersebut pernah terlibat perang tanding yang mengakibatkan ratusan rumah dibakar.
Menurut Yayat, aksi pembakaran diduga dilakukan sekelompok orang yang telah diskenario untuk memicu konflik antar kedua wilayah itu. "Saat pencarian terjadi sekelompok orang langsung membakar rumah warga di daerah tersebut. Saya menduga ada pihak ketiga yang sengaja membakar rumah milik warga," katanya ketika dibubungi TEMPO Rabu siang (22/9).
Dia mengatakan telah memanggil kedua belah pihak yang bertikai untuk menyelesaikan masalah secara damai. Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat perang tersebut. "Kedua pihak sepakat menggantikan rumah yang dibakar dan hewan yang hilang," ujarnya.
Dia menambahkan, situasi keamanan di wilayah konflik mulai kondusif, namun pihaknya masih menyiagakan satu peleton Brimob dan Dalmas dibantu Satuan Polisi Pamong Praja serta TNI untuk terus melakukan pengamanan di wilayah konflik.
Saat ini, lanjutnya, Bupati Sumba Barat Jubilate Pieter Pandango dan Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete, sedang melakukan pertemuan untuk menyelesaikan konflik tersebut. "Kedua Bupati juga turun ke lapangan. Dan, saat ini sedang dilangsungkan pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini," paparnya. YOHANES SEO.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Kepolisian Resor Sumba Barat Ajun Komisaris Besar Polisi Yayat Jatmika mengatakan, aksi pembakaran terjadi ketika sekelompok warga Weweya Selatan melakukan pencarian seekor sapi dan kerbau yang hilang ke kampung Loli yang dibatasi dengan sungai.
Selain itu, ia menduga, kerusuhan dipicu dendam lama antara warga Lolis dan Waeya Selatan yang berada di perbatasan dua kabupaten itu. Tahun 1998 lalu, warga kedua daerah tersebut pernah terlibat perang tanding yang mengakibatkan ratusan rumah dibakar.
Menurut Yayat, aksi pembakaran diduga dilakukan sekelompok orang yang telah diskenario untuk memicu konflik antar kedua wilayah itu. "Saat pencarian terjadi sekelompok orang langsung membakar rumah warga di daerah tersebut. Saya menduga ada pihak ketiga yang sengaja membakar rumah milik warga," katanya ketika dibubungi TEMPO Rabu siang (22/9).
Dia mengatakan telah memanggil kedua belah pihak yang bertikai untuk menyelesaikan masalah secara damai. Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan akibat perang tersebut. "Kedua pihak sepakat menggantikan rumah yang dibakar dan hewan yang hilang," ujarnya.
Dia menambahkan, situasi keamanan di wilayah konflik mulai kondusif, namun pihaknya masih menyiagakan satu peleton Brimob dan Dalmas dibantu Satuan Polisi Pamong Praja serta TNI untuk terus melakukan pengamanan di wilayah konflik.
Saat ini, lanjutnya, Bupati Sumba Barat Jubilate Pieter Pandango dan Bupati Sumba Barat Daya Kornelis Kodi Mete, sedang melakukan pertemuan untuk menyelesaikan konflik tersebut. "Kedua Bupati juga turun ke lapangan. Dan, saat ini sedang dilangsungkan pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini," paparnya. YOHANES SEO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar