Kamis, 27 September 2012

Problem Sumba


Problem Sumba
Data dari Susenas (Survei Kesehatan Nasional)/ UNFPA (United Nations Fund for Population Activities) menunjukkan kondisi kemiskinan di Wilayah Sumba masih tinggi, yakni 66,21%. Sedangkan malnutrisi atau gizi buruk masih terdapat banyak kasus. Angka kematian bayi (AKB) di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada umumnya masih yang tertinggi di Indonesia : AKB anak laki-laki 56 /1000, anak perempuan 42,01 /1000. Angka kematian ibu (AKI) melahirkan tergolong tinggi di Asean yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Musim kemarau di Sumba yang selalu panjang menjadi penyebab kekeringan, sehingga ketersediaan air bersih pun menjadi salah satu permasalahan dengan segala akibatnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan di empat unit pelayanan kesehatan (UPK): RS Kharitas Waitabula, BP Karitas Elopada, BP Karitas Hombakaripit, BP Karitas Katikuloku, penye-bab dari keadan tersebut (tingginya AKI dan AKB) adalah faktor kemiskinan dan tingkat pendidikan yang masih rendah.

Faktor kemiskinan
  1. Kemiskinan struktural dan sosial
  2. Prioritas penggunaan dana yang sangat dipengaruhi budaya
  3. Keterbatasan kepemilikan lahan
  4. Pola pertanian tradisional

Faktor perilaku dan adat
  1. Perilaku yang tidak sehat: judi, minum tuak
  2. Adat budaya yang mengikat dan memiskinkan
  3. Keputusan terlambat untuk pengobatan (tunggu nenek, bapak)
  4. Motivasi kurang/mental pasrah/daya juang kurang

Faktor pendidikan secara umum
  1. Pendidikan rendah (sehingga kurang bisa menangkap pesan2 kesehatan)
  2. Kurang pendidikan/ketrampilan untuk mengisi lowongan pekerjaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar